Edan !!! Remaja Mabok Dengan Air Rebusan Pembalut
Aneh-aneh saja apa yang dilakukan oleh remaja sekarang, tidak cukup dengan oplosan buat mendem (mabok), kini mereka menggunakan pembalut wanita sebagai bahan murah untuk ramai-ramai agar bisa 'nge-fly'. Sungguh ironis miris merintis generasi sekarang.
Salah satunya adalah Kujay, 14 (bukan nama sebenarnya), remaja yang berasal dari Belitung Timur itu.
Remaja SMP itu itu biasanya membeli pembalut yang bersayap (wing) untuk direbus bersama dengan teman-temannya yang sudah kecanduan.
Baca juga : Af Dikeluarkan dari SMKN 2, Adakah yang Mau Menerima dia ?
Perebusan dilakukan sekitar beberapa waktu kemudian didinginkan untuk dimimun bareng-bareng, sungguh kelakuan yang aneh dan bikin bergidik orang tua, pasalnya mereka bisa mabok selama beberapa jam setelah minum air rebusan pembalut itu, apalagi jika sudah dicampuri dengan bahan mabok lainnya.
Salah satunya adalah Kujay, 14 (bukan nama sebenarnya), remaja yang berasal dari Belitung Timur itu.
Remaja SMP itu itu biasanya membeli pembalut yang bersayap (wing) untuk direbus bersama dengan teman-temannya yang sudah kecanduan.
Baca juga : Af Dikeluarkan dari SMKN 2, Adakah yang Mau Menerima dia ?
Perebusan dilakukan sekitar beberapa waktu kemudian didinginkan untuk dimimun bareng-bareng, sungguh kelakuan yang aneh dan bikin bergidik orang tua, pasalnya mereka bisa mabok selama beberapa jam setelah minum air rebusan pembalut itu, apalagi jika sudah dicampuri dengan bahan mabok lainnya.
Miris sekaligus ngeri dengan kelakuan menjijikkan remaja tersebut, karena mereka tidak tahu kandungan berbahaya yang mereka konsumsi dalam pembalutnya.
Dikutip dari laman mitrainti.org, klorin digunakan pada proses pemutihan (bleaching) oleh pabrik kertas, termasuk pabrik pembalut wanita, tissue, sanitary pad, dan popok.
Klorin dilarang pada pembuatan obat ataupun makanan berdasarkan Permenkes RI No. 472/1996.
Zat zat ini terkandung pada busa pembalut yang di dalamnya terdapat semacam jel yang befungsi menahan cairan.
Dari laman tersebut, YLKI sebenarnya sudah merilis hasil riset mereka berupa sembilan merek pembelaut dan tujuh merek pantyliner yang mengandung zat berbahaya, yaitu klorin dengan rentang 5 55 ppm.
Sumber: tribunnews